Moladin Mofi Artikel

Home » Bisnis » Apakah Bisnis Franchise Menguntung? Pelajari Keuntungan, Risiko, Cara Kerja, dan Contohnya

Apakah Bisnis Franchise Menguntung? Pelajari Keuntungan, Risiko, Cara Kerja, dan Contohnya

by Ahmad Yusuf
bisnis franchise

Bisnis franchise saat ini semakin menjamur dan punya beragam jenis produk yang dijual. Bisnis jenis ini mudah dijalani karena pelaku bisnis tak perlu memikirkan konsepnya dari nol lagi.

Franchise biasanya meliputi produk atau jasa, nama brand, peralatan untuk produksi, hingga lokasi. Makanya, dapat dikatakan bahwa bisnis franchise hanya butuh modal uang.

Nah, tertarik untuk menjajal bisnis jenis ini? Pahami dulu selengkapnya dalam artikel berikut.

Pengertian Bisnis Franchise

Bisnis franchise adalah jenis usaha yang memberikan kuasa pada pelaku usaha (franchisee) menerima izin dan lisensi untuk menjalankan bisnis dari pemilik brand atau bisnis (franchisor). 

Izin dan lisensi yang diberikan meliputi; konsep bisnis, proses pembuatan produk, izin dagang, brand, peralatan produksi, bahan-bahan produksi, dan lokasi.

Namun, untuk beberapa jenis franchise, biasanya franchisor hanya memberikan konsep bisnis, proses pembuatan, peralatan, dan bahan-bahan produksi. Sementara untuk brand atau nama produk, diberikan kebebasan franchisee untuk menentukannya.

Pelaku usaha akan membayar beberapa biaya pada pemilik franchise, antara lain; biaya memulai bisnis (peralatan dan perlengkapan lain) dan biaya lisensi atau izin tahunan.

Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Franchise

Kelebihan dan keuntungan bisnis franchise

  1. Menjalani bisnis dengan brand yang sudah diketahui banyak orang.
  2. Konsep bisnis dan penjualan sudah jelas, jadi hanya perlu memulai usaha secara langsung.
  3. Mendapatkan dukungan penuh dari franchisor jika ada masalah.
  4. Franchisee dan pegawai akan mendapatkan pelatihan dari franchisor untuk menjalankan usaha.
  5. Membangun koneksi di dunia bisnis dengan sesama pengusaha franchise dan bisnis lainnya.

Kekurangan dan risiko bisnis franchise

  1. Modal yang dibutuhkan cukup besar di awal, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, berupa biaya pembukaan atau memulai bisnis dan biaya izin tahunan.
  2. Tidak ada ruang untuk membuat variasi atau sesuatu yang berbeda, karena usaha harus mengikuti aturan franchisor. 
  3. Pembagian profit antara franchisee dan franchisor.
  4. Ketika franchisor mengalami masalah atau bangkrut, franchisee juga akan terdampak.
  5. Persepsi konsumen dan citra brand franchise dapat berubah sewaktu-waktu, apabila terjadi masalah pada franchisor atau franchisee lain.
Baca Juga  Apa Itu Gaya Hidup Konsumtif dan Cara Mengatasinya

Sistem dan Cara Kerja Franchise

Untuk memulai bisnis franchise, kamu sebagai franchisee harus mengajukan kerja sama dan izin usaha kepada pihak franchisor. Kemudian, kamu akan mendapatkan arahan dari franchisor terkait syarat serta formulir yang harus diisi. Setelah dikonfirmasi, franchisor akan memaparkan soal jenis bisnis mereka dan operasionalnya.

Setelah penjelasan diterima, franchisor akan meminta sejumlah biaya awal seperti biaya izin franchise dan pembangunan usaha. Selama proses persiapannya, franchisor tentunya akan membantu dengan memberikan arahan hingga pelatihan yang penting untuk menjalankan bisnis franchise.

Kamu tinggal mengikuti aturan, pedoman, dan model bisnis milik franchisor. Kamu tidak dapat mengubahnya tanpa sepengetahuan dan izin franchisor. Saat lokasi usaha dan toko dibangun, kamu pun resmi menjadi pelaku usaha franchise.

Namun, mengutip Investopedia, sebelum memilih jenis bisnis franchise mana yang mau kamu jalani, pastikan kamu sudah membaca dulu dokumen kerja sama dari franchisor. Dalam dokumen tersebut harus ada informasi lengkap terkait:

  • biaya izin tahunan
  • biaya pembukaan franchise
  • perhitungan pembagian hasil
  • pengeluaran tambahan selama menjalankan bisnis
  • target penjualan
  • proses pengiriman bahan-bahan operasional
  • beragam hal terkait produksi lainnya

Informasi tersebut harus kamu dan franchisor setujui serta pahami sebelum tanda tangan kerja sama.

Jenis-Jenis Franchise

1. Franchise produk

Jenis franchise ini meliputi izin memproduksi, menjual, dan mempromosikan produk atau bahan-bahan yang dibuat oleh franchisor. Dengan begitu, franchisee dapat menggunakan produk dan bahan-bahan tersebut untuk kepentingan lain. 

Hasil produk pun tidak harus menggunakan brand miliki franchisor. Biasanya franchise ini dipakai dalam bisnis minuman, produk kebutuhan sehari-hari, pakaian atau bahan bakunya, dan spare part kendaraan.

2. Franchise format bisnis

Franchise format bisnis adalah yang paling dikenal dan banyak dilakukan pelaku bisnis.

Franchisor akan menyediakan produk, bahan-bahan, konsep bisnis, cara kerja, peralatan operasional, hingga pelatihan untuk franchisee agar bisnis dapat langsung berjalan seperti biasanya. 

Franchisee harus menaati aturan dan pedoman yang sudah ditentukan franchisor dalam produksi, penjualan, dan promosi.

3. Franchise gabungan

Bisnis franchise ini menggabungkan bisnis yang sudah berjalan dengan bisnis franchise. Biasanya franchisor akan mencari pelaku usaha kecil dengan produk dan jasa yang sama dengan mereka. 

Baca Juga  Apa Itu Investasi: Definisi, Jenis Instrumen, dan Bagaimana Memulainya

Dengan begitu, produk franchise yang dijual nantinya tidak akan jauh berbeda, hanya saja namanya menggunakan brand franchise. Bisnis franchise ini biasanya terjadi pada hotel, restoran, dan pusat kebugaran.

4. Master franchise

Master franchise adalah model bisnis yang memberikan izin kepada franchisee untuk membuat anak usaha dari brand utama di lokasi yang jauh atau di mana brand belum dikenal. 

Biasanya nama bisnis akan berbeda, tapi masih ada tambahan “by brand A..” sebagai penanda anak usaha. Jenis franchise ini biasanya dilakukan untuk usaha properti dan jasa cleaning service.

5. Franchise co-branding 

Mirip dengan franchise gabungan, tapi kalau co-branding memungkinkan dua jenis franchise berada pada satu atap atau toko yang sama. Jadi misalnya, sepasang suami istri ingin membuka usaha franchise, mereka dapat melakukan co-branding dengan istri menjual tahu crispy dan suaminya menjual es teh manis.

Contoh Bisnis Franchise

Beberapa contoh bisnis franchise di Indonesia antara lain:

  1. Minimarket:
    • Indomaret
    • Alfamart
    • Alfamidi
  1. Jasa pengiriman dan ekspedisi:
    • J&T Express
    • JNE Express
    • Ninja Express
    • SiCepat
  1. Restoran atau tempat makan
    • Kebab Baba Rafi
    • D’kriuk Fried Chicken
    • Kopi Kulo
    • Kopi Lain Hati
    • Chatime
    • Xi Bo Ba
    • Mixue
    • Es Teh Indonesia

Bisnis franchise cukup menjanjikan karena kamu tidak perlu bingung lagi menentukan apa yang mau dijual dan promosinya seperti apa.

Namun, seperti yang dijelaskan di atas, untuk menjalankan franchise kamu butuh modal yang cukup besar di awal. Nah, apakah kamu mau menjalankan bisnis franchise tapi terkendala modal?

Jangan khawatir, kamu bisa mendapatkan dukungan finansial lewat layanan pembiayaan jaminan properti dari MOFI!

Proses pencairannya cepat dan fleksibel. Kamu pun bisa menggunakan skema angsuran tenor hingga 5 tahun, lho! 

Tertarik? Yuk, kunjungi halaman ini untuk tahu lebih jauh dan ajukan pinjaman di MOFI!

Bangun usaha dan bisnis sukses bersama MOFI!

You may also like