Moladin Mofi Artikel

Home » Pinjaman » Hutang Jangka Panjang: Definisi, Jenis, Manfaat, dan Kekurangannya

Hutang Jangka Panjang: Definisi, Jenis, Manfaat, dan Kekurangannya

by Galih Nugraha
Pinjaman Jangka Panjang

Hutang jangka panjang bisa kamu manfaatkan sebagai salah satu solusi apabila sedang membutuhkan dana dalam jumlah besar untuk keperluan pengembangan bisnis. Berbeda dengan hutang jangka pendek yang biasanya harus dilunasi dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun, hutang jangka panjang justru bisa memiliki tenor yang jauh lebih panjang.

Meskipun hutang jangka panjang ini bisa dijadikan sebagai solusi dalam permasalahan finansial, alangkah lebih baiknya jika kamu jangan membuat keputusan secara gegabah. Sebelum mengajukan pinjaman, yuk kita simak dulu beberapa hal-hal yang perlu diketahui mengenai hutang jangka panjang di artikel ini!

Definisi Hutang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang adalah suatu jenis produk hutang yang memiliki tenggat waktu pelunasan yang cukup lama. Umumnya, bentuk hutang satu ini memiliki tenor mulai dari 5 tahun hingga 20 tahun, tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak, yaitu antara peminjam dan pemberi pinjaman.

Jenis hutang ini seringkali dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis untuk menambahkan anggaran yang cukup besar untuk mengembangkan bisnis yang tengah dijalani. Nah, nantinya, pinjaman ini akan dimanfaatkan untuk keperluan operasional bisnis, seperti produksi, pembelian alat, strategi pemasaran, penggajian karyawan, dan masih banyak lagi.

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa pihak yang bisa memberikan hutang jangka panjang ini tidak bisa sembarangan. Biasanya, lebih banyak diberikan oleh bank, investor, ataupun perusahaan-perusahaan lainnya yang sudah memiliki legalitas yang sah.

Jenis Hutang Jangka Panjang

Terdapat dua jenis hutang jangka panjang, yaitu:

1. Hutang Obligasi

Jenis yang pertama adalah hutang obligasi. Ini merupakan salah satu jenis hutang yang paling populer. Obligasi itu sendiri merupakan sekuritas yang dapat diperjual-belikan secara bebas dalam jangka waktu tertentu.

Untuk para pembeli obligasi, jenis hutang jangka panjang satu ini bisa dikategorikan sebagai investasi. Pasalnya obligasi dapat berpeluang menghasilkan keuntungan yang sama dengan bunga yang telah dijanjikan. Hutang obligasi ini bisa diperoleh dengan cara mengeluarkan surat berharga obligasi. Oleh sebab itu, kesepakatan perihal hutang piutang pun juga harus berdasarkan perjanjian yang dikeluarkan di dalam surat tersebut.

Selain itu, obligasi juga menggunakan akta notaris untuk mencantumkan informasi penting, seperti nominal pinjaman, tingkat suku bunga, jumlah angsuran, jangka waktu, hingga bentuk jaminan. Melalui kesepakatan ini, pemberi pinjaman memiliki hak untuk menyita atau menjual aset yang menjadi jaminan apabila peminjam tidak mampu melunasi hutang sesuai jangka waktu yang telah disepakati bersama.

Baca Juga  Pakai MOFI Bisa Tebus Motor Listrik DP 0 Rupiah di Jakarta Fair 2024

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa sebelum kesepatakan ini dilakukan, nominal yang terdapat di dalam surat obligasi biasanya akan di-review terlebih dahulu untuk memastikan kesesuaiannya. Apabila seluruh informasi sudah dapat dipastikan kebenarannya, maka anggaran hutang bisa dipinjamkan sesuai dengan nominal yang terdapat di dalam surat.

2. Hutang Hipotek

Jenis yang ke dua adalah hutang hipotek, dimana jaminan harta tetap atau aset tak bergerak dijadikan sebagai jaminannya. Harta tetap yang dimaksud bisa berupa bangunan, sertifikat tanah, peralatan kantor, gedung, rumah, mesin, dan masih banyak lagi.

Pada nantinya, jaminan ini berkemungkinan besar untuk disita oleh pihak bank atau pemberi pinjaman. Hal itu dilakukan apabila sang penerima pinjaman mengalami kegagalan dalam membayar lunas dana yang telah dipinjam sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Apabila hal tersebut terjadi, maka aset yang dijadikan jaminan akan digunakan untuk mengganti kekurangan hutang.

Manajemen Hutang

Kelebihan dan Kekurangan Hutang Jangka Panjang

Meskipun terdengar lebih berisiko dibandingkan dengan hutang jangka pendek, nyatanya hutang jangka panjang juga memiliki sederet manfaat lho. Berikut beberapa kekurangan dan kelebihan dari hutang jangka panjang, yaitu adalah:

Kelebihan

Bunga yang Lebih Kecil

Manfaat yang pertama adalah suku bunga yang lebih kecil. Pada umumnya, pinjaman atau hutang memiliki bunga tetap yang dibebankan kepada peminjam. Apabila suku bunga mengalami kenaikan, maka nilai suku bunga dari jaminan aset juga akan turut mengalami kenaikan. Hutang obligasi maupun hipotek, keduanya memiliki tingkat suku bunga yang lebih rendah dibandingkan jenis hutang lainnya. Tak hanya itu, suku bunga obligasi juga cenderung lebih rendah dibandingkan dengan biaya dividen yang perlu dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham.

Bisa Menggunakan Aset Tetap

Jika kamu menggunakan jenis hutang hipotek, kamu bisa menjadikan aset tetap sebagai bentuk dari jaminan yang ditawarkan. Nah, perlu diketahui bahwa meskipun kamu telah mengajukan salah satu aset tetap sebagai jaminan, ternyata aset tersebut masih bisa digunakan untuk mendukung operasional perusahaan. Tentu hal ini merupakan sebuah keuntungan bagi perusahaan yang tengah mengajukan hutang jangka panjang.

Baca Juga  Dana Darurat: Pengertian, Manfaat, Jumlah Ideal, dan Cara Menghitungnya

Dapat mengontrol Alur Kas dengan Baik

Karena hutang jangka panjang memiliki suku bunga pinjaman yang bersifat tetap, maka hal ini juga memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk dapat melakukan perencanaan alur kas dengan lebih terstruktur. Seluruh pemasukan dan pengeluaran perusahaan pun juga bisa dikontrol dengan baik, sehingga perusahaan juga akan lebih mudah mengatur perhitungan pasti untuk melunasi pinjaman dalam kurun waktu tertentu.

Mengurangi Pajak

Kelebihan yang terakhir adalah nominal pajak yang tidak terlalu besar. Hal ini bisa terjadi karena hutang membuat perusahaan memiliki tanggungan bunga pinjaman yang harus dibayarkan setiap tahunnya. Karena hal tersebut, laba perusahaan juga mengalami penurunan yang juga berdampak pada berkurangnya jumlah pajak yang perlu dibayarkan.

Kekurangan

Berikut ini beberapa kekurangan dari melakukan hutang jangka panjang:

  • Risiko perusahaan mengalami gagal bayar yang semakin tinggi.
  • Semakin besar nominal pinjaman dan semakin lama tenggat waktu pelunasan membuat risiko juga semakin besar pula.
  • Beban biaya tahunan perusahaan yang semakin tinggi karena adanya tanggungan pinjaman yang harus dilunasi.
  • Perusahaan dituntut memiliki dana yang siap siaga untuk membayar pinjaman apabila sudah memasuki jatuh tempo setiap bulannya.
  • Nilai saham atau ekuitas perusahaan bisa terpengaruh apabila diketahui memiliki hutang yang terlalu tinggi.

Jadi, itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai hutang jangka panjang. Namun, tahukah kamu? Mengajukan pinjaman jangka panjang sebenarnya tidak perlu melalui risiko yang tinggi lho!

Melalui MOFI, kamu bahkan bisa mengajukan pinjaman dengan nominal yang diinginkan namun dengan tenor yang bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial.

Apabila saat ini kamu sedang kebingungan mencari sumber dana yang bisa dijadikan sebagai modal dalam mengembangkan bisnis, MOFI hadir untuk memberikan solusi.

You may also like