Bagi kamu yang memiliki angsuran pinjaman atau kredit, mungkin familiar dengan istilah ini. Anuitas adalah jumlah pokok dan bunga yang sama dalam sebuah angsuran tiap bulannya,
Bunga ini bisa memengaruhi skor kredit karena menunjukkan konsistensi dan kedisiplinan dalam pembayaran tagihan secara teratur. Jadi, skor kredit pun seiring waktu bisa meningkat.
Baca terus artikel ini untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian, jenis-jenisnya, kelebihan dan kekurangan, serta rumus dan cara menghitungnya.
Pengertian Anuitas
Bunga anuitas adalah metode perhitungan bunga dengan jumlah angsuran pokok dan bunga yang dijumlahkan. Dengan begitu, jumlah pembayaran bulanan dipastikan tetap konstan sehingga kreditur tidak menjadi bingung.
Hal ini bisa dilihat dari dua sisi.
- Pertama, sebagai sebuah produk perbankan. Anuitas di sini merupakan pembayaran yang dilakukan nasabah dengan nominal dan mark-up bunga tetap.
- Kedua adalah sebagai komponen kredit, yang dilihat sebagai perpaduan dari flat dan effective interest.
Tujuan adanya anuitas ini adalah sebagai “jalan tengah” untuk menjamin keamanan transaksi, baik dari pihak bank maupun nasabah. Jadi, posisi antara kreditur dan debitur seimbang.
Misalnya seperti ini. Bunga flat dianggap cenderung berpihak ke konsumen, sedangkan bunga efektif berpihak pada bank. Dengan begitu, diambil opsi bunga ini untuk menengahinya.
Jenis-Jenis Anuitas
1. Biasa
Disebut juga anuitas sederhana, ini adalah jenis paling umum yang digunakan di dunia perbankan. Konsepnya dengan dibayarkan begitu kredit/investasi selesai.
2. Jatuh Tempo
Dalam bahasa Inggris, disebut dengan Due Annuity. Ini adalah anuitas jatuh tempo, yang berbanding terbalik dengan jenis yang sederhana. Jadi, kamu tidak bisa mengambil uang berikut bunga anuitasnya kapan saja.
Saat transaksi perbankan disepakati, kamu tidak bisa mendapat pencairan sebelum waktu kesepakatannya.
3. Tangguhan
Jenis ketiga yang disebut juga Deferred Annuity, adalah kombinasi dari anuitas biasa dan jatuh tempo. Artinya, pencairannya memiliki jatuh tempo dengan durasi pendek. Misalnya saja, dalam satu tahun jenis ini dapat cair sebanyak 2 – 4 kali.
4. Langsung
Istilah asingnya adalah Immediate Annuity. Ini adalah jenis dengan pembayaran rutin dengan jumlah tertentu. Jenis ini juga sangat umum ditemukan di Indonesia, sama seperti anuitas biasa, terutama di dunia kredit.
Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
- Tahu pasti berapa yang harus dibayarkan setiap bulan sehingga lebih mudah untuk merencanakan keuangan.
- Dengan pembayaran bulanan yang tetap, risiko terlambat atau tidak membayar jadi lebih rendah.
- Struktur pembayaran memastikan sebagian besar pembayaran awal digunakan untuk membayar bunga sehingga membantu lebih cepat mengurangi jumlah pokok pinjaman.
2. Kekurangan
- Meski pembayaran bulanan mudah dikelola, total pembayaran bunga bisa lebih tinggi.
- Tidak bisa mengubah jumlah pembayaran bulanan karena jumlah pembayaran yang tetap.
- Tidak mendukung strategi membayar lebih banyak pada awal pinjaman karena sebagian besar pembayaran awal digunakan untuk membayar bunga.
Rumus dan Contoh Perhitungan Anuitas
Berikut adalah salah satu rumus yang umum digunakan dalam menghitung bunga jenis ini.
Bunga = SP x i x (30/360)
Keterangan:
- SP = saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya
- i = suku bunga tahunan
- 30 = jumlah hari dalam satu bulan
- 360 = jumlah hari dalam satu tahun
Untuk perhitungan lebih akurat, rumus tersebut dapat dikembangkan lagi sehingga memungkinkan untuk menghitung bunga anuitas yang lebih akurat karena mempertimbangkan faktor-faktor seperti tenor kredit dan suku bunga tahunan.
Rumusnya adalah sebagai berikut.
P x (i/12) / ((1 – (1 + (i/12)) ^ (- t)
Keterangan:
- P = jumlah pokok pinjaman
- i = suku bunga
- t = tenor atau periode berlangsungnya kredit
Cara Menghitungnya
Aksata mengajukan KPR untuk membeli unit rumah dengan skema pembayaran menggunakan suku bunga anuitas. Ia mendapat plafon pinjaman sebesar Rp120 juta, suku bunga 11% per tahun, dan tenor 120 bulan atau 10 tahun.
Maka cara menghitung bunga anuitasnya adalah sebagai berikut.
P x (i/12) / ((1 – (1 + (i/12)) ^ (- t)
= 120.000.000 x (0,11/12) / ((1 – (1 + (1/12)) ^ (- 120))
= Rp1.653.000.
Jadi, rincian angsuran yang dibayarkan setiap bulannya adalah:
- Cicilan bunga bulan 1 = Rp120.000.000 x 11% / 12 = Rp1.100.000
- Cicilan bunga bulan 2 = Rp119.446.999 x 11% / 12 = Rp1.094.930
- Cicilan bunga bulan 3 = Rp118.888.930 x 11% / 12 = Rp1.089.815
Sementera angsuran pokok kredit per bulannya sebagai berikut:
- Cicilan pokok bulan 1 = Rp1.653.000 – Rp1.100.000 = Rp553.000
- Cicilan pokok bulan 2 = Rp1.653.000 – Rp1.094.930 = Rp558.069
- Cicilan pokok bulan 3 = Rp1.653.000 – Rp1.089.815 = Rp563.184
Contoh perhitungan bunga anuitas terus berlanjut hingga masa tenor berakhir.
Itu adalah penjelasan detail mengenai anuitas. Bagi kamu yang memiliki kredit, termasuk cicilan properti, pasti sudah familiar dengan perhitungan bunga ini, ya.
Setelah cicilan selesai dibayarkan, kamu bisa menjaminkan properti tersebut di MOFI lewat fasilitas Pembiayaan Jaminan Properti untuk mendapatkan modal usaha atau investasi.
Mengapa harus MOFI? Karena proses pencairannya cepat dan bebas pilih skema angsuran dan tenor hingga lima tahun.
Kamu juga bisa menjaminkan lebih dari satu properti. Mulai dari rumah tinggal, ruko atau rukan, gedung kos atau kontrakan, apartemen, hingga ruangan kantor.
Yuk, kunjungi situs MOFI untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan mengisi form Pembiayaan Jaminan Properti.