Moladin Mofi Artikel

Home » Bisnis » Bunga Majemuk: Pengertian dan Perbedaannya dengan Bunga Tunggal

Bunga Majemuk: Pengertian dan Perbedaannya dengan Bunga Tunggal

by Ahmad Yusuf
bunga majemuk

Bunga majemuk adalah salah satu konsep dalam dunia keuangan yang memiliki peranan penting, terutama bagi yang terlibat dalam perencanaan investasi atau pinjaman.

Dalam kehidupan sehari-hari, bunga jenis ini sering kali digunakan dalam produk keuangan seperti deposito, pinjaman, dan investasi. 

Banyak orang yang telah mendengar istilah ini, tetapi tidak semua benar-benar memahami bagaimana cara kerjanya dan dampaknya terhadap pertumbuhan aset atau kewajiban finansial. 

Jika kamu ingin mengelola keuangan dengan lebih bijak, penting untuk memahami konsep bunga majemuk secara mendalam. 

Dengan memahami cara kerjanya, kamu dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam hal investasi atau pinjaman. Selain itu, hal ini juga membantu kamu untuk lebih mengoptimalkan pengelolaan aset dan kewajiban finansial.

Definisi Bunga Majemuk

Bunga majemuk adalah jenis bunga yang dihitung berdasarkan jumlah pokok awal serta bunga yang telah terakumulasi dari periode sebelumnya. Dengan kata lain, bunga yang telah ditambahkan ke pokok awal akan ikut menghasilkan bunga di periode berikutnya. 

Fenomena ini sering disebut sebagai “bunga berbunga” karena nilai pokok yang digunakan untuk menghitung bunga akan terus bertambah seiring dengan akumulasi bunga yang sudah didapatkan.

Misalnya, jika kamu menginvestasikan uang dalam suatu produk keuangan dengan bunga majemuk, pada akhir setiap periode bunga yang diperoleh tidak hanya dihitung berdasarkan pokok awal, tetapi juga dari bunga yang sudah diperoleh di periode sebelumnya. 

Inilah yang membuat bunga jenis ini sangat menarik bagi investor karena memberikan potensi pertumbuhan yang lebih besar dalam jangka panjang dibandingkan dengan bunga tunggal, di mana bunga hanya dihitung dari pokok awal saja.

Perbedaan Bunga Majemuk dengan Bunga Tunggal

Untuk memahami lebih baik, kamu perlu mengetahui perbedaan antara bunga majemuk dan bunga tunggal. 

Bunga tunggal (atau bunga sederhana) adalah bunga yang dihitung hanya berdasarkan pokok awal investasi atau pinjaman tanpa memperhitungkan bunga yang telah dihasilkan di periode sebelumnya. 

Baca Juga  Green Business: Definisi, Contoh, dan Strateginya

Dalam hal ini, bunga yang diperoleh setiap periode tetap konstan karena perhitungannya selalu menggunakan pokok awal. 

Contohnya, jika kamu menabung Rp1 juta dengan bunga tunggal sebesar 5% per tahun, maka setelah satu tahun kamu akan mendapatkan bunga sebesar Rp50 ribu. 

Jumlah bunga ini akan tetap sama di setiap tahunnya karena bunga hanya dihitung dari pokok awal. Jadi, setelah dua tahun, bunga yang diperoleh tetap Rp50 ribu per tahun dengan total Rp100 ribu setelah dua tahun.

Berbeda halnya dengan bunga majemuk, di mana bunga yang diperoleh pada akhir setiap periode ditambahkan ke pokok awal sehingga di periode berikutnya bunga dihitung dari jumlah pokok yang lebih besar.

Misalnya, jika kamu menginvestasikan Rp1 juta dengan bunga majemuk 5% per tahun, nantinya pada akhir tahun pertama kamu akan mendapatkan Rp50 ribu, yang membuat pokok menjadi Rp1.050.000. 

Pada tahun kedua, bunga akan dihitung berdasarkan pokok baru tersebut sehingga bunga yang diperoleh di tahun kedua akan lebih besar, yaitu Rp52.500. 

Dengan kata lain, bunga majemuk memberikan keuntungan yang lebih besar seiring waktu karena efek kumulatif dari bunga yang terus bertambah.

Cara Menghitung Bunga Majemuk

Menghitung bunga majemuk memang sedikit lebih rumit dibandingkan dengan bunga tunggal, tetapi tidaklah sulit jika sudah memahami konsep dasarnya. Rumus dasar untuk menghitung bunga majemuk adalah sebagai berikut:

Na = Nt (1 + i)^n

Dengan: 

Na: nilai akhir

Nt: nilai tunai

i: persentase suku bunga

n: periode waktu

Contoh Perhitungan Bunga Majemuk

Agar lebih mudah memahami rumus bunga majemuk, kamu bisa menyimak contohnya berikut ini. 

Akbar menabung di bank dengan setoran awal sebesar Rp50 juta. Selama lima (5) tahun, Akbar tidak pernah menambah saldo tabungannya. Besar suku bunga majemuk di bank yang menjadi tempat Akbar menabung adalah 5% per tahun. Berdasarkan data tersebut, maka besar tabungan Akbar setelah lima tahun bisa dihitung dengan rumus berikut: 

Na = Nt (1 + i)^n

= Rp50.000.000 x (1 + 0,05)^5

= Rp63.814.078.

Jadi, besar tabungan Akbar setelah lima tahun adalah Rp63.814.078 dengan besar bunga yang diperoleh selama periode menabung tersebut adalah Rp13.814.078.

Selain tabungan, kamu juga dapat menyimak cara menghitung bunga majemuk untuk obligasi melalui contoh soal berikut: 

Baca Juga  Contoh Surat Jual Beli Tanah: Pengertian, Fungsi, dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Dodi berinvestasi obligasi sebesar Rp20 juta sebagai setoran awal dengan kupon atau imbal yang ditetapkan adalah 5% setiap tahun dan periode tenggat adalah 5 tahun. Berdasarkan data tersebut, jumlah investasi Dodi setelah jatuh tempo bisa dihitung dengan rumus:

Na = Nt (1 + i)^n

= Rp20.000.000 x (1 + 0,05)^5

= Rp25.525.631

Jadi, Dodi akan memperoleh tambahan dari investasi yang dilakukan sebanyak Rp25.525.631 dengan profit dari bunga majemuk sebesar Rp5.525.631.

Bunga majemuk adalah salah satu konsep keuangan yang memberikan banyak manfaat, baik dalam hal investasi maupun dalam mengelola pinjaman. Bagi para investor, bunga jenis ini dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan keuntungan dalam jangka panjang. 

Sementara itu, bagi yang membutuhkan pinjaman, bunga majemuk juga perlu dipahami agar dapat merencanakan pengembalian pinjaman dengan lebih bijak. 

Jika sedang mencari solusi pinjaman dengan bunga yang kompetitif dan proses yang singkat dan mudah, kamu bisa mempertimbangkan untuk mengajukan pinjaman melalui MOFI. 

Dengan jaminan properti, kamu dapat memperoleh pinjaman dengan suku bunga yang menarik dan proses pengajuan yang cepat serta transparan. MOFI adalah pilihan yang tepat untuk kamu yang membutuhkan pinjaman dana dengan fleksibilitas dan kenyamanan yang ditawarkan. Ajukan pinjaman sekarang!

You may also like