Moladin Mofi Artikel

Home » Pinjaman » Bunga Tunggal: Pengertian, Pro-Kontra, sampai Cara Menghitungnya

Bunga Tunggal: Pengertian, Pro-Kontra, sampai Cara Menghitungnya

by Ahmad Yusuf
bunga tunggal

Memahami konsep bunga tunggal adalah hal penting bagi para pebisnis. Semasa sekolah dulu kamu mungkin sudah diajarkan bahwa bunga tunggal adalah bunga yang besarnya tetap, tapi kamu tidak diberi tahu apa kekurangan, kelebihan, dan implikasinya dalam dunia nyata. 

Maka dari itu, yuk simak penjelasan tentang jenis bunga yang satu ini selengkapnya di artikel berikut!

Apa Itu Bunga Tunggal?

Ketika kamu meminjam uang di bank atau lembaga keuangan, biasanya kamu harus membayar lebih dari jumlah pokok yang kamu pinjam. Nah, kelebihan itulah yang disebut sebagai bunga—atau interest dalam Bahasa Inggris.

Dalam bahasa yang sederhana, bunga adalah “balas jasa” debitur kepada kreditur atas uang yang telah dipinjamkan—di mana besarnya atas persetujuan bersama. 

Sementara, kalau dilihat dari jenisnya, bunga pinjaman maupun bunga simpanan bisa dibedakan menjadi dua, yakni bunga tunggal (simple interest) dan bunga majemuk (compound interest).

Bunga tunggal adalah bunga yang besar persentasenya tetap hingga akhir jangka waktu. Sementara persentase bunga majemuk, besarnya bisa berubah-ubah setiap periode waktu tertentu.

Contoh produk keuangan yang menerapkan sistem bunga tunggal di antaranya adalah deposito, obligasi, dan sukuk.

Kelebihan Bunga Tunggal

Setiap produk keuangan pasti menawarkan fitur unggulan sekaligus kekurangannya masing-masing. Termasuk dengan produk pinjaman atau simpanan yang menggunakan sistem bunga tunggal. Berikut adalah kelebihan yang ditawarkan bunga tunggal.

1. Transparansi dan Prediktabilitas

Perhitungan bunga tunggal sederhana dan mudah dipahami—oleh orang awam sekali pun.

Karena besarnya tetap, bunga tunggal menawarkan prediktabilitas pembayaran yang lebih baik. Ini bisa membantumu membuat anggaran dengan lebih efektif karena dapat mengetahui dengan tepat berapa banyak yang harus dibayar setiap bulannya.

Hal ini juga dapat mempermudah pengelolaan keuangan sehingga menghindari risiko telat bayar yang bisa menimbulkan denda.

2. Pelunasan Lebih Awal

Kalau mendapatkan pinjaman dengan sistem bunga tunggal, ada kemungkinan kamu bisa melunasi pinjaman lebih awal tanpa penalti.

Misalnya pada pinjaman dengan bunga majemuk, kamu bisa dikenai biaya tambahan atau penalti kalau berniat melunasi pinjaman sebelum tenornya habis. 

Baca Juga  4 Perbedaan Pembiayaan Berjamin dan Pinjol

3. Total Bunga yang Lebih Rendah

Untuk pinjaman jangka pendek atau yang jumlah tidak terlalu besar, bunga tunggal bisa menghasilkan total pembayaran bunga yang lebih rendah dibandingkan bunga majemuk.

Itu karena besarnya bunga dihitung berdasarkan jumlah pinjaman awal dan kamu tidak perlu membayar bunga atas.

Kekurangan Bunga Tunggal

Meskipun sistem bunga tunggal mungkin tampak seperti pilihan yang bagus, kamu tetap perlu mempertimbangkan kekurangannya sehingga bisa membuat keputusan yang terbaik. Berikut adalah kekurangan bunga tunggal yang perlu dicermati.

1. Pembayaran Bulanan yang Lebih Tinggi

Meskipun menawarkan total bunga yang lebih rendah, pinjaman dengan bunga tunggal biasanya memiliki angsuran bulanan yang lebih tinggi daripada pinjaman bunga majemuk. Itu karena jangka waktu pinjamannya relatif lebih pendek.

2. Tenor yang Lebih Pendek

Pinjaman bunga tunggal seringkali memiliki periode pembayaran yang lebih pendek daripada jenis pinjaman lainnya. Ini artinya, kamu harus melakukan pembayaran bulanan yang lebih tinggi dan dalam waktu yang lebih singkat.

Meskipun tampak seperti hal baik, bagi mereka yang anggarannya terbatas, hal ini dapat menjadi beban keuangan yang signifikan.

3. Suku Bunga Tetap

Terlepas dari perubahan skor kredit maupun kondisi di pasar, pinjaman bunga tunggal memiliki suku bunga tetap. Meskipun ini dapat menjadi keuntungan jika suku bunga naik, ini juga dapat menjadi kerugian jika suku bunga turun.

Itu kenapa, bunga tunggal tidak disarankan untuk model investasi dengan tingkat pengembalian yang tinggi.

Cara Menghitung Bunga Tunggal dan Contohnya

Perhitungan bunga tunggal bisa diterapkan pada kasus pinjaman maupun simpanan dan investasi. Di mana, besarnya bunga hanya dihitung sekali berdasarkan besar investasi atau pinjaman awal. 

Supaya lebih mudah memahaminya, mari simak cara menghitung bunga tunggal melalui ilustrasi berikut.

1. Bunga Tunggal sebagai Investasi

Doni memiliki rencana investasi dengan menempatkan sejumlah dana di sebuah deposito dengan bunga tunggal. Nilai investasi awal yang akan ia lakukan adalah sebesar Rp 100.000.000,00 dengan tingkat bunga 2,5% per tahun dan jangka waktu investasi adalah 5 tahun.

Baca Juga  Apa Itu Investasi: Definisi, Jenis Instrumen, dan Bagaimana Memulainya

Berdasarkan ilustrasi tersebut, berapa bunga dan modal akhir yang akan didapatkan Doni di akhir periode investasi?

  • Bunga dalam 1 tahun:

B = 2,5% x Rp 100.000.000,00 = Rp 2.500.000,00

  • Bunga dalam 5 tahun:

B = 5 x Rp 2.500.000,00 = Rp 12.500.000,00

  • Modal akhir di tahun ke-5:

M = Rp 100.000.000,00 + Rp 12.500.000,00 = Rp 112.500.000,00

2. Bunga Tunggal sebagai Simpanan

Dino menabung uangnya sebesar Rp 50.000.000 di bank dengan bunga tunggal yang ditawarkan sebesar 1,5% per tahun, maka berapa saldo akhir Dino di tahun ke-5 kalau uangnya tidak pernah diambil?

Dengan mengabaikan biaya administrasi dan biaya lain-lain, saldo akhir di rekening tabungan Dino pada tahun ke-5 adalah sebesar:

  • Bunga setelah 5 tahun menabung:

B = 1,5% x 5 x Rp 50.00.000,00 = Rp 3.750.000,00

  • Saldo akhir tabungan setelah 5 tahun menabung:

M = Rp 50.000.000,00 + Rp 3.750.000,00 = Rp 53.750.000,00

3. Bunga Tunggal sebagai Pinjaman

Dion membutuhkan tambahan dana untuk modal usaha. Supaya bisnisnya bisa tetap jalan, ia pun mengajukan pinjaman sebesar Rp 120.000.000 ke bank dengan bunga tunggal 7,5% per tahun. Dion berencana melunasi pinjamannya setelah tahun ke-5.

Maka berapa besar besar total bunga pinjaman Dion dan berapa angsuran per bulannya?

  • Total bunga pinjaman selama 5 tahun

B = 7,5% x 5 x Rp 120.000.000,00 = Rp 45.000.000,00

  • Angsuran bunga per bulan:

B = Rp 45.000.000,00 : (5 x 12) = Rp 750.000,00

  • Angsuran pokok per bulan:

M = Rp 120.000.000,00 : (5 x 12) = Rp 2.000.000,00

  • Total angsuran per bulan:

M = Rp 750.000,00 + Rp 2.000.000,00 = Rp 2.750.000,00

Nah, pas banget nih! Kalau sekarang kamu sedang membutuhkan pinjaman modal untuk usaha atau keperluan lainnya, kamu bisa memanfaatkan Pembiayaan Jaminan BPKB Mobil dari MOFI.

Caranya mudah, kamu hanya perlu mengisi form dan melengkapi semua dokumen persyaratan. Proses pengajuan bakal kami proses dalam waktu 1 hari kerja, cepat banget kan? Yuk, pelajari persyaratan dan cara pengajuannya di sini!

You may also like